Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

BERADA DISISIKU

Aku menyayangimu apabila kau senang karena aku berhasil atau mendapatkan keberuntungan. Dan aku akan lebih menyayangimu apabila kau masih menganggap aku hebat ketika aku gagal. ... Terima kasih karena tidak mengatakan keburukanku di depan umum. Kau selalu mengatakan keburukanku setelah aku sampai di rumah. ... Terima kasih karena tidak menangis ketika aku telah melakukan hal yang sangat bodoh. Terima kasih telah meneriaki dan mengatakan bahwa aku bodoh, dengan berbagai cara. Dan kemudian menyisihkan keburukan itu di belakang kita, dan mulai memikirkan apa yang harus dilakukan nanti. .... Terima kasih karena tidak menyerah kepadaku apabila aku bertindak tidak baik. Hanya engkaulah yang tidak melakukan hal itu. ... Aku tahu jika aku berniat pergi dari rumah, dengan semua koporku, bisu dengan air mata, kau akan berkata: " Sayangku. Bawalah semua pakaianmu. Pakailah gaun malamku yang indah dan tebal." Semoga itu tidak pernah terjadi. T

Khawatir, Khawatir, Khawatir

Ibu hidup di dalam dunia yang penuh ketakutan. Dunia penuh api, banjir, jalan sepi, orang jahat, sopir gila, rem blong, kereta api tergelincir dan kapal terbang jatuh. Ibu hanya memperlihatkan perasaannya pada sekitar jam tiga pagi. Ibu tidak memiliki pertanda. Ibu telah terlalu sering melewati semua kemungkinan, baik maupun buruk. Apapun yang terjadi padamu ibu telah terlatih. Ibu yang membuka tas anak lelakinya akan menemukan kaos kaki, vitamin C, potongan artikel cara merawat kaki dan sekotak benang gigi yang menumpuk di antara peralatan mendaki gunungnya. Ibu punya kecenderungan untuk khawatir. Setiap saat. Terima kasih, karena tidak menunjukkan kekhawatiranmu secara berlebihan. Kita selalu berkata, "Ibu, tak usah dipikirkan." Tetapi ternyata beliaulah yang mendapati kau belum mengemasi dokumen untuk besok.