Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

IHKLAS

 Ketika ada orang bilang "udah, ihklasin aja." itu kalimat yang mudah sekali untuk diucapkan, bahkan dulu aku pun sering mengucapkan kalimat itu. Ada sebagian orang yang datang ke kehidupan kita, datang dengan ucapan " aku bantu ya? aku ihklas kok." Dulu aku selalu percaya dengan kalimat itu. Oh dia ihklas kok mau datang buat nolongin atau bantuin aku. Tapi dibelakang kata "ihklas" dia mengharapkan "imbalan". Lalu buat apa dia bilang ihklas? Bukankah lebih baik dia berkata "sini aku bantu, tapi ada imbalan ya?" Menurutku itu lebih baik daripada berkata "ihklas" tapi ketika tidak ada imbalan yang diberikan, dia mulai menggerutu. Apa semua hal harus dinilai dengan "uang?" Ketika ada orang yang punya "niat baik" buat menolong, terus tidak diberi imbalan lalu dia menggerutu dibelakang ,pantaskah yang seperti itu? Pernah aku mendengar kalimat, "kan udah dibantuin,kenapa gak dibayar sich? kamu pelit banget s

AYAH

 Dulu, sewaktu kita masih anak kecil, ayah adalah orangtua yang keras. Yang terkadang tidak banyak bicara seperti layaknya ibu kepada anaknya. Ayah yang aku tahu, adalah ayah yang diam Ayah yang protektif kepada anak gadisnya. Ayah yang selalu mencari anak gadisnya, ketika anak itu pergi dari rumah. Mencari tanpa lelah, Terkadang, aku dulu malu untuk bilang ini ayahku Ayah yang hanya punya sepeda,untuk mengantar aku kemanapun aku mau pergi. Suatu kesalahan yang aku perbuat, dia marah, dia mengatur aku untuk tidak berteman dengan orang - orang yang menurut dia "kurang".  Aku tidak tahu alasanya melarangnya, dan aku tidak pernah bertanya. Semenjak aku lulus SMK, ayah tidak banyak mengaturku lagi. Tidak protektif lagi. Dia hanya melihat keputusan apa yang akan aku ambil, pergi kemana aku, apa yang aku lakukan.  Ayah tidak pernah bertanya kepadaku, dia hanya melihat dan melihat  Ketika aku akan menikah, dia hanya melihat dan tersenyum  Seakan-akan dia tahu kalau ini yang terbaik,