Postingan

IHKLAS

 Ketika ada orang bilang "udah, ihklasin aja." itu kalimat yang mudah sekali untuk diucapkan, bahkan dulu aku pun sering mengucapkan kalimat itu. Ada sebagian orang yang datang ke kehidupan kita, datang dengan ucapan " aku bantu ya? aku ihklas kok." Dulu aku selalu percaya dengan kalimat itu. Oh dia ihklas kok mau datang buat nolongin atau bantuin aku. Tapi dibelakang kata "ihklas" dia mengharapkan "imbalan". Lalu buat apa dia bilang ihklas? Bukankah lebih baik dia berkata "sini aku bantu, tapi ada imbalan ya?" Menurutku itu lebih baik daripada berkata "ihklas" tapi ketika tidak ada imbalan yang diberikan, dia mulai menggerutu. Apa semua hal harus dinilai dengan "uang?" Ketika ada orang yang punya "niat baik" buat menolong, terus tidak diberi imbalan lalu dia menggerutu dibelakang ,pantaskah yang seperti itu? Pernah aku mendengar kalimat, "kan udah dibantuin,kenapa gak dibayar sich? kamu pelit banget s

AYAH

 Dulu, sewaktu kita masih anak kecil, ayah adalah orangtua yang keras. Yang terkadang tidak banyak bicara seperti layaknya ibu kepada anaknya. Ayah yang aku tahu, adalah ayah yang diam Ayah yang protektif kepada anak gadisnya. Ayah yang selalu mencari anak gadisnya, ketika anak itu pergi dari rumah. Mencari tanpa lelah, Terkadang, aku dulu malu untuk bilang ini ayahku Ayah yang hanya punya sepeda,untuk mengantar aku kemanapun aku mau pergi. Suatu kesalahan yang aku perbuat, dia marah, dia mengatur aku untuk tidak berteman dengan orang - orang yang menurut dia "kurang".  Aku tidak tahu alasanya melarangnya, dan aku tidak pernah bertanya. Semenjak aku lulus SMK, ayah tidak banyak mengaturku lagi. Tidak protektif lagi. Dia hanya melihat keputusan apa yang akan aku ambil, pergi kemana aku, apa yang aku lakukan.  Ayah tidak pernah bertanya kepadaku, dia hanya melihat dan melihat  Ketika aku akan menikah, dia hanya melihat dan tersenyum  Seakan-akan dia tahu kalau ini yang terbaik,

PERASAAN SEORANG IBU

Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan  tak berakhir. Kasih ibu selalu berputar dan senantiasa meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya sepertimentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.  Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal  dan tak berakhir. George sayang,  Waktu aku, abangmu dan anjing kecilmu mengantarmu ke sekolah hari ini, kau tahu bagaimana perasaankku? Kau begitu bergembira, kau  memasukkan dan mengeluarkan spidol  dan gunting dari dalam ranselmu peluhaan kali. Aku benar-benar akan merindukan pagi yang sama saat  kita  melambai kepada kedua kakakmu yang berangkat sekolah. Aku  kemudian minum kopi sambil  baca koran, memberimu komik untuk diwarnai  sembari kau menonton Sasame Street. Karena kau anak bungsu, aku sudah mengeti beberapa hal saat kau  lahir. Aku sudah tau bahwa masa bayi yang tampaknya tanpa akhir itu akan berlalu secepat kilat. Aku berkedip, dan kakak-kakak

Dibaca Jika Sedang Sendiri

Saat aku berusia 13 tahun. Keluargaku pindah dari Florida Utara ke California Selatan setahun sebelumnya aku menjadi remaja habis-habisan. Aku marah dan memberontak, tak mengindahkan kata-kata orang tuaku, terutama kalau perkataan itu menyangkut diriku. Seperti kebanyakan remaja lainnya, aku berusaha melepaskan diri dari apapun yang tidak sejalan dengan gambaranku tentang dunia. Sebagai anak "pandai tanpa butuh bimbingan", aku menolak semua kasih yang ditawarkan. Malah, aku marah kalau kata "kasih" disebutkan. Suatu malam, seusai suatu hari yang sulit, aku menyerbu ke dalam kamarku, menutup pintu, dan naik ke tempat tidur. Saat aku berbaring dalam kesendirian tempat tidurku, tanganku terselip ke bawah bantal. Disitu terdapat sebuah amplop. Aku mengambilnya dan pada amplop itu tertulis, "Dibaca jika sedang sendirian". Karena aku sedang sendirian, tak akan ada yang tahu aku membacanya atau tidak, jadi aku membukanya. Disitu tertulis, "Mike, Ibu tahu

QAHAL FAMILY: 3 kuasa maut

QAHAL FAMILY: 3 kuasa maut

Sentuhan Tangan Sang Maestro

Benda itu memar dan penuh goresan, dan si juru lelang menganggapnya nyaris tak berharga baginya Untuk membuang-buang waktu demi biola tua itu, Namun ia mengangkatnya seraya tersenyum "Hebat nian yang saya tawarkan ini, hadirin yang budiman,"ia berteriak. "Siapa yang akan mulai menawar?" "satu dolar,satu dolar, kemudian, dua dolar! Hanya dua dolar? "Dua dolar, dan siapa yang berani menawarnya tiga dolar?" "Tiga dolar, satu; tiga dolar dua; Terjual untuk tiga dolar..." Tetapi tidak Dari dalam ruangan itu, jauh di belakang, seorang laki-laki berambut abu-abu maju kedepan dan memungut alat gesek; Kemudian, meniup debu dari biola tua itu, dan mengancangkan senar-senar yang kendor, Ia memainkan sebuah melodi yang bening dan manis laksana senandung pujian seorang malaikat. Musik itu berhenti, dan si juru lelang, Dengan suara yang peln dan rendah, berkata:"Apa yang saya tawarkan untuk biola tua itu?" Dan ia pun mengangkat ala

Sebuah Ikrar bagi Mereka yang Menderita

Aku meminta kekuatan kepada Tuhan, agar aku dapat memperolehnya. Aku diberi kelemahan, agar aku belajar merendahkan hati untuk taat... Aku meminta kesehatan, agar aku dapat melakukan hal-hal yang hebat. Aku diberi penyakit, agar aku dapat melakukan hal-hal lain yang lebih baik... Aku meminta kekayaan, agar aku bahagia. Aku diberi kemelaratan, agar aku menjadi bijaksana... Aku meminta keanggunan, agar aku mendapatkan kebanggaan menjadi seorang wanita. Aku diberi ketidakberdayaan, agar aku merasakan kebutuhan akan Tuhan... Aku meminta segala-galanya, agar aku dapat menikmati kehidupan. Aku diberi kehidupan, agar aku dapat menikmati segala-galanya... Aku tidak memperoleh satupun yang aku minta--kecuali segala sesuatu yang kuharap Terlepas dari apa saja yang telah kuminta, doa-doaku yang tak terucapkan telah terjawab Akulah, diantara sek ian banyak perempuan, orang yang paling diberkati!