Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

KESETIAN CIKO

Di suatu pagi yang cerah, Yoki berjalan-jalan sambal menghirup udara segar. Ketika ia sampai di tepi sungai, hatinya merasa iba melihat seekor anak anjing yang kurus dan kedinginan. Maka segeralah ia membawa anjing kecil itu pulang ke rumahnya. Disana Yoki memberinya makan dan menyelimuti dengan kain kering yang hangat. Yoki memberinya nama Ciko. Bola mata ciko yang bening menatap Yoki. Seakan ia ingin mengucapkan terima kasih. Waktu terus berlalu. Ciko tumbuh menjadi anjing yang tegap dan lincah. Ciko menjadi teman setia bagi Yoki. Ia selalu mengikuti kemanapun Yoki pergi. Bulu Ciko yang coklat Nampak berkilat ditimpa sinar matahari saat ia menyosong Yoki pulang sekolah. Yoki merasa bahagia mempunyai seekor anjing yang bias menjadi sahabatnya. Suatu hati, Yoki bermain-main di tepi hutan yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Ketika ia sedang asyik bermain, seekor ular cobra mendekatinya. Mulut ular itu mendesis sambal menjulurkan lidahnya yang bercabang. Untunglah mata Ciko yang ta

YANG LAMA TELAH BERLALU

Di tepi jalan sang jendral Kulihat bayang-bayang impianku Yang telah lama hanyut dalam Hiruk pikuk ibukota Mereka memang diam membisu Pun tak sanggup menyapa dalam tatapan Namun jelas sekali terhenyak Bahwa sanubariku tersapa  Dan jelaslah sudah tergadai impian haram Yang tertebus oleh darah termahal Kini hanya dapat menatap bisu Dari balik tutup peti mati Sejak hari ini juga hatiku mantap Sambil bersenandung dari relung Di mana Engkau berada, di situ juga aku Impian-Mu jadi mimpiku, selamanya

Karena Dia Temanku

Dalam suasana perang suatu hal yang mustahil dapat terjadi. Inilah kisahnya.... Apa pun sasarannya, mortir-mortir itu tak bias dicegah saat mendarat di sebuah panti asuhan. Panti asuhan itu ada di sebuah desa kecil di Vietnam dan dikelola oleh sekelompok misionaris. Para misionaris dan beberapa anak tewas seketika. Anak-anak yang lain mengalami luka-luka. Termasuk seorang bocah perempuan berumur delapan tahun. Penduduk meminta bantuan pasuka Amerika. Seorang dokter Amerika dan perawatnya pun datang. Setelah mengadakan pemeriksaan, dinyatakan si bocah perempuan dalam keadaan gawat. Tanpa tindakan segara, ia pasti mati akibat kehilangan banyak darah. Tranfusi darah harus dilakukan. Seorang donor dengan jenis darah yang cocok dibutuhkan. Pemeriksaan kilat menunjukkan, tak seorang Amerika pun memiliki jenis darah yang diperlukan. Kecuali, beberapa anak panti yang tak cidera. Dengan bahasa Inggris dan sedikit Bahasa Perancis, ditambah Bahasa isyarat, Dokter dan perawat berusaha mene

HAKIM PEMBERANI

Gambar
Raja Makmun memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana. Tetapi dulu, waktu masih muda, saat masih bergelar Pangeran, dia itu nakalnya bukan main. Dia suka bertindak sewenang-wenang. Pergaulannya dengan anak-anak muda bengal membuat ia sering melakukan hal-hal yang tolol, dan tidak jarang melanggar hukum. Suatu kali, seorang teman Pangeran Makmun, yang nemanya Robet, diajukan ke siding pengadilan. Ia telah melakukan sebah tindak kejahatan. Oleh hakim ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman kurungan. Mendengar keputusan Hakim, Pangeran Makmun menjadi marah. Robet adalah sahabat karibnya, temannya bersenang-senang dan berfoya-foya. Pangeran Makmun tidak setuju dengan keputusan ini. Kebetulan, saat keputusan dijatuhkan, ia hadir. Maka begitu keputusan dijatuhkan, ia langsung berdiri. Dengan lantang berujar kepada Hakim "Aku adalah Pangeran negri ini, Ayahku penguasa negriini, Aku melarang Tuan Hakim menjebloskan orang ini ke penjara. Apakah seorang sahabat Pangeran sa