SARUNG TANGAN SANG PUTRI




Ada seorang dokter yang bernama Jhon. Pak Jhon ini memasang tariff mahal. Karena itu hanya orang - orang kaya yang berobat padanya.

"Untuk apa menerima pasien orang - orang miskin? Mereka tak mampu membayar. Hanya merepotkan dan melelahkan saja!" pikirnya.

Suatu kali seorang bangsawan sakit dan menelepon ke rumah Pak Jhon. Pak dokter segera berangkat ke rumah mewah bangsawan tersebut. Ternyata Pak Bill sakit sesak napas. Dokter Jhon memeriksa, menyuntik dan menuliskan resep. Setelah itu ia mau pulang.

"Saya mohon, Pak dokter bersedia tinggal disinit tiga hari. Masalahnya adalah hari - hari ini merupakan hari buruk bagiku. Bila tiga hari berlalu dan saya tetap hidup, maka Pak Dokter boleh pulang dan saya akan memberikan hadiah yang luar biasa. Bila Pak Dokter ada disini, saya lebih tenang. Serangan sesak napas ini bias mengambil nyawaku sewaktu - waktu," kata Pak Bill.


Maka Dkter John setuju dan ia menelepon istrinya untuk memberitahukan bahwa ia tak bias berpraktek selama tga hari, sebab perlu menemani bangsawan tersebut.

Pada hari keempat di pagi hari Pak Bill sangat gembira. Ia merasa sudah sembuh dan tidak takut lagi, karena ia merasa hari - hari buruknya telah berlalu.

"Nah, Dokter boleh pulang sekarang. Saya sangat berterima kasih atas bantuan Dokter. Saya ingin memberikan hadiah yang luar biasa sebagai tanfda terima kasih. Saya mendapatkannya dalam suatu lelang dengan harga yang sangat mahal. Soalnya benda ini milik seorang putri kerajaan di masa lampau. Tapi, saya rela memberikannya pada Dokter," kata Pak Bill. Maka ia memberikan sebuah kotak kayu berukir.

"Bukanya nanti saja, di rumah!" pesan Pak Bill. "Kalau dibuka sekarang, mungkin saya berubah pikiran dan tidak jadi memberikannya, karena benda ini membawa keberuntungan."

Maka dengan penuh rasa ingin tahu Dokter Jhon pulang ke rumah. Bersama istrinya dokter Jhon membuka kotak berukir itu.

"Ah, cuma sarung tangan berenda yang sudah tua!" istri dokter John mengeluh dengan nada kecea. Warna outihnya sudah berubah menjadi kekuningan karena dimakan waktu.

"Sarung tangan putri kerajaan di masa lampau. Menurut pak Bill harganya sangat nahal dan membawa keberuntungan. Tapi, siapa yang mau membelinya dengan harga mahal?" kata dokter John.


"Baiklah kita Tanya apakah museum mau membelinya," saran isri dokter John. Suami istri itu menghubungi museum.

"Harus ada dokumen resmi yang mendukung nilai historis sarung tangan ini. Milik putri kerajaan mana, berapa usianya, dan mengapa sarung tangan ini dinilai sebagai benda berharga," demikian penolakan petugas museum.

"Bagaimana kalau kita kembalikan saja kepada pak Bill?" Tanya dokter John. "Sarung tangan ini mungkin tak berharga bagi kia. Bagi pak Bill ini sesuatu  yang berharga."

"Tidak enak. Sepertinya kita tidak menghargai pemberiannya," jawab istri dokter John. "Sudahlah, kita simpan saja. Sekedar kenang-kengangan dari salah satu pasienmu."

"Oh ya, selama aku pergi apakah ada kejadian istimewa?"

"Beberapa pasien dating. Sudah kuberitahubahwa sore ini engkau mulai praktek lagi. Dan ada satu ibu dari keluarga miskin. Anaknya sakit bisul diseluruh tubuhnya. Ia mendengar bahwa engkau dokter yang pandai. Ia mau berobat, tapi tak punya uang. Suaminya hanya buruh di pengalengan ikan. Tapi, kalau engkau mau mengobati anaknya, ia bersedia bekerja di rumah kita tanpa upah. Kita yang menentukan waktunya, seminggu, dua minggu, sebulan atau dua bulan. Pokonya ia kasihan melihat anaknya sangat menderita," demikian laporan istri dokter John.

"Dimana alamatnya? Aku akan pergi melihatnya!" kata dokter John.

"Apa aku tidak salah dengar?" istrinya menegaskan.

"Tidak. Aku mualai memikirkan nilai-nilai kehidupan. Aku sedah membuang waktuku sia-sia selama tiga hari untuk menolong orang kaya. Kan masih lebih berguna bila aku membuang satu dua jam sari waktuku untuk menolong orang miskin," kata dokter John.

Kemudian dokter John menengok keluarga miskin itu. Ia memeriksa Boy yang bisulan. Lingkungan yang kumuh, gizi yang kurang, wajah-wajah yang muram tanpa harapan, lengkaplah sudah kesengsaraan para penghuni disana.

"Terimakasih, pak dokter, terimakasih. Sungguh baik Anda mau dating kesini!: ibu Boy berulang - ulang mengucapkan terima kasih. Dan secercah harapan bersinar dimatanya danwajahnya berseri sejenak. Dokter John sangat terkejut melihat wajah dan sinar mata ibu Boy. Betapa besar pengaruh harapan pada wajah seseoang.

Kemudian dokter John menyuntik Boy, lalu berpamit.

"Saya pergi dulu, ibu. Nanti saya akan kembali membawakan obatnya!" kata dokter John.

"Baiklah, terima kasih banyak. Apakah saya sudah boleh mulai bekerja di rumah dokter besok? Berapa lama saya harus berkerja disana?" Tanya ibu Boy

dokter John tersenyum.

"Nanti saja kalau Boy sudah sembuh. Sekarang yang penting ibu merawat Boy dulu samapai kulitanya benar - benar bersih. Tiga hari lagi bawa ia ke tempat praktek saya," kata dokter John.

Kemudian dokter John pergi. Satu jam kemudian ia kembali dengan membawa obat untuk diminum, salep, perban, plester, cairan antiseptic, sabun antiseptic, buah - buahan dan bahan makanan.

Ibu Boy berlinang air mata. "Terima kasih, terima kasih. Bagaimana saya dapat membalas segala kebaikan dokter? Sungguh saya tidak sanggup. Namun, saya berjanji akan mendoakan dokter tiap hari. Biarlah Tuhan sendiri yang membalas kebaikan dokter dengan berlipat ganda," kata ibu Boy.

"Sudahlah, ibu, sesame manusia harus tolong - menolong, bukan?" kata dokter John.

Dalam perjalanan pulangke rumah, ada sukacita luar biasa di hati dokter John. Suatu perasaan ajab yang baru dirasakannya. Ia menemukan sesuatu; merasa bahagia karena membantu sesame. Ia tidak lagi merasa perlu mementingkan kekayaan di atas segala - galanya.

Beberapa waktu kemudian kulit Boy sudah licin. Dokter John dikenal sebagai dokter yang suka menolong orang - orang tidak mampu. Ia sering menginjungi perkampungan kumuh untuk menolong orang - orang yang kurang mampu. Pasiennya bertambah banyak.

Sarung tangan putih milik putri kerajaan di masa lampau tetap disimpan di lemari pajangan. Benda itu selalu mengingatkan dokter John untuk tidak mengutamakan materi atau harta di atas sega - galanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANGELS

MENARA DOA KOTA KLATEN

IHKLAS